Sabtu, 04 Juli 2009

NYAMUK YANG DIMULIAKAN

KABAR HARI INI : SEEKOR NYAMUK DITEMBAK OLEH POLISI LALU-LINTAS
Penembakan terjadi disebabkan oleh sebuah kecelakaan yang dimulai saat seorang anak menyeberang jalan dan disambut oleh laju motor dari arah selatan. Peran tokoh pahlawan diambil oleh seEkor nyamuk yang terpaksa menyerang pengendara motor pada bagian telinga yang tak dilindungi oleh helm, dengan maksud membuat ia jatuh sebelum menabrak anak kecil itu.
Seorang polisi yang berdiri tidak jauh dari tempat peristiwa itu. Membunyikan sulingnya mencoba mengendalikan situasi dengan bunyi melengking yang panjang. Berlari, mencabut pistolnya dan,…Pang,…pang,…

RIWAYAT HIDUP NYAMUK “YANG DIMULIAKAN’
Namaku NYAMUK, aku tinggal dimana saja. Pada setiap tempat yang aku rasa nyaman untuk berdiam serta sayap terasa berat untuk dikepak. Asalkan sudah kuisap darah, hidupku berlanjut lagi. Sejarah hidupku sebelum aku ditembak oleh polisi bodoh itu, adalah sangat beruntung. Dulu aku tinggal dirumah presiden. Terhitung saat akhir pemerintahan soeharto, aku mulai berdiam menempati rumah dinas kepresidenan. Mulai dari soeharto, anak-anaknya, kabinetnya, kerabatnya, kaki tangannya sudah pernah ku-hisap darahnya. Kemudian presiden setelah soeharto, mulai dari habibie, megawati, gus dur, dan sekarang sby. Hah…hahh, aku memang nyamuk penghisap darah presiden. Dan aku punya nama panggilan diantara kaumku, ‘yang dimuliakan’ itu nama panggilanku. Aku dihormati, disanjung bak pemilik negara ini cuma karna, darah dalam tubuhku sama seperti darah orang-orang nomor satu negeri ini. Memang ada beberapa nyamuk yang iri padaku, mereka mencoba membunuhku dengan mengajak duel ala nyamuk (duel ini berlangsung dihadapan kaum tetua adat turunan asli nyamuk Indonesia. Duelnya adalah sama seperti pertarungan di film Gladiator yang dibintangi oleh Russel Crowe. Siapa dapat mengalahkan lawannya sampai habis, dialah yang juara) Pasti, akulah pemenangnya. Aku mengalahkan mereka hanya dalam beberapa pukulan saja. Dan setelah itu, para tetua adat memberikan restu dan berkat atas kemenanganku. Kala sby setahun memerintah negara ini, aku berkenalan dengan seorang nyamuk perempuan. Woiii, cantik dan anggun. Aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, sama seperti sinetron-sinetron yang ada di tv. Mungkin karena aku ini nyamuk beruntung, cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Nyamuk perempuan itu membalas cintaku dengan sebuah cerita mengenai keberanian nenek moyangnya dulu, kala mereka berperang mengantikan nyamuk lelaki pada garis depan pertempuran melawan invansi bangsa lalat. Oleh sebab itu ia mempunyai impian mencari pasangan nyamuk yang berani dan berjiwa ksatria. Agar kelak nanti anak-anak yang ia lahirkan akan menjadi ksatria nyamuk yang gagah dan berani. Jadi saat ia bertemu denganku dan mendengar cerita mengenai diriku dari nyamuk-nyamuk yang lain, dan langsung menanyakannya padaku apakah benar kejadiannya seperti itu, ia langsung jatuh hati padaku dan berkata aku mau menjadi pendampingmu wahai ksatria yang termuliakan.

Kami berdua mengadakan perkawinan dihadapan tetua adat nyamuk Indonesia. Dan, acara perkawinan kami berdua dihadiri oleh berbagai nyamuk yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Mereka memberi restu, mereka mengucapkan selamat, mereka membuat ribut loteng kamar presiden sby. Hingga, aku menjadi takut karna presiden itu tak dapat tidur, putar kiri putar kanan karena suara dari acara perkawinan kami tak dapat dihilangkan dengan bantal yang ditutup pada telinganya. Tetapi karena petunjuk salah satu tetua adat yang mengatakan lebih baik memindahkan acara perkawinan di luar rumah alias ditaman saja dan menjadikan itu pesta taman, maka aku tak khawatir lagi dan presiden itu bisa tidur nyenyak walaupun hanya tersisa dua jam lagi ia dan istrinya bisa beristirahat, itu jam empat kami memindahkan acara perkawinannya. Beberapa jam setelah pesta usai, saat ku terbangun, saat istri menyapa slamat pagi, dan berkata ‘aku sayang kamu papa‘ , aku langsung bergegas melihat keadaan loteng. Sungguh luar biasa, berserakan piring dan gelas kotor yang luar biasa banyaknya, nyamuk-nyamuk mabok yang luar biasa jumlahnya (tergeletak dengan ngorok melebihi dua tumpukan paduan suara), lalu sampah yang berserakan baik kering maupun basah. Gila,,,

Pesta perkawinan kami mengakhiri masa tinggalku di loteng kamar presiden dan pindah ke Manado. Jam sepuluh pagi waktu Indonesia barat, loteng itu difogging langsung atas perintah presiden.

Aku memulai perjalananku dari balik sofa pada ruangan kantor pengelolah mall. Beterbangan mencari darah. Sial, orang-orang ini lagi. Aku bosan dengan darah mereka. Banyak kolesterolnya. Maka, dengan muka cemberut aku terus terbang, kali ini kucoba mencari di luar mall ini saja. Mungkin orang-orang lebih bervariasi diluar, bukan-kah pemandangan di luar membawa kesejukan dan pengalaman baru,,, Benar, banyak manusianya, tingggi, pendek, sedang, tampan, cantik, bisae , modis, sexy, bahenol, sipit, arab, indo dan seterusnya hingga aku bingung mau memilih yang mana ??????,,,,.
Terus beterbangan, mata sigap ke kiri, kanan, muka, atas, bawah. Cuma bertemu keramaian yang mengantar aku terbang lebih jauh menuju ke pos polisi. Saat itu, situasi jalan padat. Pada arah jam tiga, sepeda motor melaju kencang. Dengan panca inderaku aku merasa bahaya datang bersama laju motor tersebut. Tak salah dengan inderaku. Ada seorang bocah yang menyeberang jalan. Mungkin dalam hitungan detik bocah itu pasti tertabrak. Maka, dengan kecepatan penuh pula aku menyerudutkan moncong panjangku ke arah telinga pengendara motor. Tiga kali menyerudut, dan dia jatuh terpental dari atas motor. YAP…berhasil aku menjatuhkannya, aku bisa menghisap darahnya. Tapi sayang aku tak bisa menghindar dari laju peluru pistol itu.

SEBUAH PEMBUNUHAN
Pada pos parkir di depan jalan masuk area mega mall, tiga orang polisi sedang mengawasi arus lalu-lintas. Di selingi percakapan ringan, diantara mereka sesekali berdiri di tengah jalan untuk mengatur gerak kendaraan jika kemacetan mulai terjadi.
Tepat jam 12 siang, saat matahari menudungi keseluruhan bentuk, disertai kemacetan hasil bualan pemerintah mengenai infrastruktur kota pariwisata 2010, seorang pengendara sepeda motor memacu kecepatan pada 99,9 KM. Bunyi mesin meraung berujung pada knalpot terdengar pada radius 100 meter. Salah satu polisi dengan insting berburu uang tilang cepat mengambil tempat yang strategis untuk mencegat motor dan pengendaranya. Seperti liukan seekor ular jantan, pengendara motor itu melaju terus meninggalkan asap dan caci maki sebagai sumbangan untuk polusi dan polisi. Terus melaju sampai terjatuh, lalu menghantarkan kematiaan pada sang nyamuk. SUNGGUH BEJAT,…

Mobil terhenti lebih lama. Orang-orang berlarian di trotoar jalan. Klakson berbunyi bertautan, lebih banyak dari bunyi yang terdengar tadi. Sebuah peristiwa dan benar telah terjadi saat penghujung tahun 2007.

PAHLAWAN YANG SESUNGGUHNYA PAHLAWAN
“ Saudara-saudara yang terhormat ; kematian adalah takdir yang kita manusia tak bisa elakkan. Kematian adalah seribu wajah bahkan lebih yang mendatangi kita. Kita mengenal kematian itu, namun kita tak bisa mengindarinya.
Inilah yang dialami oleh kekasih kita, NYAMUK. Dia mati hanya untuk menyelamatkan seorang anak kecil dari tabrakan maut sebuah motor. Sikap dan tekad yang patut dipuji. Sebuah kematian yang sangat berarti di abad ini. Ingat hari ini kita melepaskannya kembali pada permulaan, bukan akhir. AMIN “
(Kata-kata renungan pada pemakaman jenazah nyamuk)

Badan terbelah dua, sayap sebelah kanan hancur serta tidak dapat dikenali jenis dari nyamuk yang tertembak tersebut termuat pada hasil otopsi yang dilakukan oleh tim medis. Jazadnya dimasukan ke dalam tabung pendingin untuk menunggu keputusan lanjut dari kepolisian. Menjelang malam empat nyamuk yang terlatih dalam berperang melakukan pembobolan tabung penyimpan jazad nyamuk ‘yang dimuliakan’ untuk dilarikan ke tempat pemakaman. Dengan menggunakan cairan mereka berempat menyemprot kaca yang menjadi penutup tabung tersebut. Dalam hitungan ke tujuh kaca itu pecah. Dengan kecepatan serta kegesitan, ke empat nyamuk itu mengambil dan membawa jazad nyamuk ‘yang dimuliakan’ itu. Petugas keamanan segera berlari masuk ke dalam labotorium, ketika terdengar bunyi kaca yang pecah dari tabung penyimpan jazad. Menatap tabung kosong dan hamburan kaca tersebut menambah deretan cerita horor setan penghuni labotorium.

Jenazah nyamuk ‘yang dimuliakan’ disemayamkan di taman kesatuan pahlawan nyamuk. Di hadiri oleh seluruh nyamuk yang ada di dunia , termasuk para nyamuk yang pernah dikalahkan oleh nyamuk ‘yang dimuliakan’ dalam duel ala nyamuk. Bagi mereka tidak ada lagi permusuhan atau ejekan, hanya linangan air mata dan janji menggencarkan penularan demam berdarah bagi manusia. Terutama polisi dan pengendara motor yang mengakibatkan kematian bagi nyamuk ‘yang dimuliakan’. Istri dari nyamuk ‘yang dimuliakan’ terdiam kaku, tak mengeluarkan air mata, tak mengucapkan sepatah kata. Hanya menatap langit mendung dan kemudian bertanya sendiri, apa maksud dari kalimat terakhir ; Ingat hari ini kita melepaskannya kembali pada permulaan, bukan akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar